Jalur dari barat kereta agrolawu dari bandung masuk jalur
2…. Malam berselimut dingin masuk ke dalam
daging tubuh ini hingga tulang rusukku tak mampu menahan dingin malam kota
solo. Kaki melangkah memasuki gerbong kereta kelas bisnis.
Air mata terus
menemani kedua kelopak mata ini dan tak mau pergi,
entah sampe kapan akan terus begini, mungkin perlu waktu untuk melalui ini
hidup tanpa orang yang mencintai juga menyanyangi… laju kereta api membawa
derai deras
air mata hingga lelap kantuk tak terelakan. Masih segar
dalam bayangan hari hari indah bersama dirinya kekasih pujaan hati, untuk melupakan
atau menggantikan rasanya sulit membayangkan apalagi menjalani hari kedepan.
Damar tersenyum
ketika melihat Karin memasuki ruang sidang ujian tesis dan senyum indah menghantar
Karin berjuanang untuk membela hasil kerja keras selama 18 bulan di bangku
pascasarjana. Rasa cemas, bingung dan dagdig menjadi satu dalam hati Damar.
“Karin kamu harus bias karna aku akan menemanimu” sms pendek membuat Karin
tersnyum lega.
Serangan dari
Dosen penguji menyerang bertubi-tubi ketika hasil telah terpaparkan, belum
sempat menyelesaikan pertanyaan dari satu penguji datang lagi serangan dari
penguji yang lain. Tangan Karin menjadi dingin, yang tadinya hangat suasa
ruangan menjadi dingin dan terasa di dalam ruang pendingin dalam suhu minus.
Manajemen memang mudah dikatan namun menjalankan suatu manajemen belum tentu bisa berjalan dengan mulus, apalagi setiap kepemimpinan mereka
memiliki kinerja yang berbeda – beda dari satu pimpin hingga kepimpinannya
tergantikan oleh orang, apalagi untuk memenuhi kebutuhan karyawan yang
tingkatan kebutuhannya berbeda – beda juga. Jadi antara pemimpin dan karyawan
untuk bisa saling berkesinambungan di perlukan suatu komitmen manajemen
kinerja.
Hampir satu jam
setengah Damar menunggu dengan setia. Sebentar – sebentar wajah lembut itu
memandang pintu, sengaja dirinya menunggu dari kejauhan dan tidak duduk di
lorong ruang ujian karena dalam hati Damar tidak sampai hati mendengar coloteh
sang kekasih ketika gugup menjawab semua pertanyaan. Apalagi karakter sang
kekasih adalah orang yang gampang gugup hingga mimisan.
Suara daun pintu terdengar terbuka, Pak
Selamet sang dosen pembimbing keluar namun sebentar dan masuk lagi kedalam
ruang sidang.. Damar bertambah cemas niat untuk mendekat ke ruang sidang urung
di jalankan karena dua orang dosen penguji keluar dengan wajah tersenyum.
“Lega
rasanya” guman batin Damar..
“Karin
gimana hasilnya” suara terucap dari mulut Dewi sahabat Karin.
“aku
lulus Mpokkkk” jawab Karin seraya memeluk Dewi dan teman-temannya memeluk tubuh
Karin dengan rasa bahagia.
‘koko
arin lulus…
Damar mengangguk terukir senyum indah menghias wajah lembut
itu, Damar menghampiri tubuh Karin yang terlihat masih gugup dan gemetar.
“sini koko bantu bawa draftnya,..
“Iya nih… sambil berpamitan kepada teman-teman seperjuangan
karin meninggalkan keramaian ruang sidang.
Karin tampak bahagia, di sepanjang lorong dia selalu berjabat
tangan kepada orang-orang yang dia kenal, dan dengan bangganya menceritakan detik-detik
perjuangan merebut gelar seorang magister pascasarjana. Damar dengan setia
berjalan di samping Karin dengan membawa semua perlengkapan ujian, dari tas
laptop, jas, Map berkas ujian sampe box perlengkapan obat asma karin. Hal ini
membuat semua mata yang melihat menjadi cemburu.
‘Ko.. aku
telph dulu ya tuk mengabari mama…
‘oke..
jawab Damar yang sibuk memasukan perkakas Karin kedalam bekasi belakang mobil.
‘’hallo
umaa… Karin luluuus… suara karin manja terdengar bahagia.
Sepanjang jalan Karin masih saja mengulang
detik mencemaskan disaat memulai ujian hingga ujian berakhir kepada semua
saudaranya yang berada diluar pulau, kepada Damar karin selalu tersenyum dan
bercerita lagi. Damar hanya mengangguk dan membalas dengan senyuman.
---
Peserta no 225 Karina
Satya Wihana.. nama karin terpanggil untuk maju kedepan ruang wisuda, dengan
langkah anggun melangkah kedepan, terpancar wajah ayu nan manis diantara letih
campur haru. Selangkah lagi cita-cita Karin telah terwujud ini cita yang kau
impikan ketika kecil dulu, duduk di sebelah seorang Damar untuk melakukan
wisuda pascasarjana di universitas negeri ternama.
Diluar ruang wisuda
terasa ramai Karin berfoto ria bersama teman sejurusan dan didampingi oleh
kedua orang tuanya. Damar-pun tidak jauh selalu setia berada di dekat Karin,
walau hari itu seharusnya Damar berkumpul dengan teman sejurusannya.
---
Dua tahun berlalu Karin bekerja di lembaga pendidikan non
formal, dan kisah cinta antara Karin berjalan lancar walau harus berpisah kota.
Karin kembali ke kota asal di Balikpapan, sedangkan Damar dengan bisnis
otomotifnya di Semarang.
“kapan
Koko berangkat ke jepang…’’suara sedih terdengar dari seberang sana..
‘’mungkin
minggu ini,.. mo ikut…ar’’ ajak Damar menghibur Karin.
‘’pinginnya,,,
tapi…”
‘’tapi
apa??...
‘’di sini
belum libur Ko,,
‘’ya
meliburkan diri…”
Suara
Karin terdengar manja dan berat, walau dalam hati ingin selalu dekat dengan
Damar seperti waktu kuliah dulu namun terasa tidak mungkin. Damar dari dulu
adalah serorang pembisnis muda. Demi Karin Damar mengikuti kuliah S-2 lagi
untuk menyenangkan hati Karin. Baginya kebahagian Karin adalah kebahagian
Damar.
‘ko’…
mmm..
‘’iya
napa…
‘’kapan
koko maen ke tempat arin?..
‘’pulang
dari Jepang ni.. ya.. sabar ya ar…’’ balas Damar menyakinkan keraguan sang
kekasih.
‘’Ar..
ashiteru..”””
“apa
Ko…ulang…”””
“lupa…’’
“ih bener
tadi ga dengar…”””
“udah
Koko ngantuk besok banyak kerjaan..”
“hayo na
ko ulang…”pinta Karin…
“udah
udah…” belum sempat Damar melanjutkan pembincaraan kalimatnya dipotong oleh
karin “koko I Love you too’’.. lalu Karin mematikan tephonya.
Damar tersenyum karena selama menjalin
hubungan dengan Karin, kata kata itu belum pernah terucap dari mulut mereka.
Perjalanan cinta mereka seperti kakak dan adik
tampa ada malam minggu. Ngedate atau jalan untuk bermanja. Karena selam
menjadi kekasih karin, Damar tidak pernah mendampingi hari-hari Karin juga
karin baginya dengan telphon adalah alat kamunikasi yang membuatnya sudah lebih
cukup. Modal kepercayaan sudah tertanam di hati mereka. Walau dalam hati
terngiang lantunan lagu setiap detik selalu memikirkanmu,setiap detik rindu
meracuniku, setiap detik teringatku padamu.. mungkin ini lagu yang cocok untuk
Damar dan Karin.
---
Seminggu dari Damar menelpon hari-hari Karin diwarnai rasa
takut kehilangan yang tak berkesudahan. Di dalam hati Karin terasa hampa
seperti telah kehilangan yang entah bisa beralu dengan cepat, padahal Damar
belum berangkat ke negeri sakura namun rasa akan kehilangan seakan telah
terjadi. Jepang adalah kota tempat Damar bekerja dan sudah hampir kurang dari 6
tahun Damar menetap di negeri yang kaya dengan kekayaan intelektualnya.
Kriiiiiiiiiing… kriiiiiiing hp milik Karin berdering berulang
sore itu. Sore itu terasa panas dan meletihkan. Dengan langkah diiringi lari
kecil Karin membuka pintu kamar menuju meja untuk mengangkat hape milik
dirinya,,
“hallo ya ko…”
“hallo dik… ‘’ jawab si penelpon itu.
‘’dik… anu…”
“ya ni sapa?..””
“ni mbak wulan dik…”
“iya ada apa ya mbak ko tlphonnya pake tlphone koko?..”
“anu… dik..anu..”
Tiba-tiba hati Karin berdetak seakan-akan telah terjadi
sesuatu terhadapa damar atau si mbak Wulan mau bilang Hpnya Damar ketinggalan
ya.
“anu apa ya mbak??... tanya Karin penasaran.
“anu damar kemaren siang kecelakaan dan gak sadarkan diri
sampe sekarang….”
Suasana menjadi tegang, Karin mencoba
bertahan untuk mendengarkan cerita dari mbak wulan kakak ipar Damar. Damar
mengalami kecelakaan ketika menuju kantor imigran untuk mengurus paspor
keberangkatan dirinya ke Jepang. Kecelakaan itu terjadi karena Damar berusaha
menghindari anak kecil oleng sehingga sepeda motor wandu miliknya menabrak
trotoar di bundaran pusat kota. Pada awalnya Damar masih sempat mengabari
kejadian yang menimpa dirinya dan meminta tukang becak mengantarkan dirinya ke
rumah sakit terdekat. Setelah sampai di rumah sakit Damar langsung masuk
kedalam ruag UGD, belum sempat sanak keluarga menjumpainya Damar sudah tidak
sadarkan diri sampai siang itu ketika Karin di kabari perihal Damar.
“mamah Damar kecelakaaaaan…” karin memeluk sang ibunda-nya.
Sang ibu memeluk erat sang putrinya dengan penuh kasih sayang. Tangan lembut
itu mengelus kepala sang putri-nya yang sedang bersedih dan beurai air mata..
“sayang mama temani kamu ya kita berangkat ke Solo malam ini juga”… demi membuat
lega sang anak.
‘’mah… ‘’karin mendekap erat dalam pelukkan
ibu tercinta. Suasana Karin semakin tak karuan seakan dunia ikut mengerti akan
duka yang melanda batin hatinya.
---
Mendung diatas langit turut mewarnai suasana
pemakaman Damar di kota Surakarta, isak tangis mengiringi semua orang yang hadir.
Karin tak kuasa menahan tangis yang tak berkesudahan dengan tangan bergetar meraih
setangkai bunga mawar dan berusaha mencium bunga mawar itu dari kedua tangannya.
Ingin rasa menangis di derasnya hujan agar tak terlihat airmata kesedihan
mengalir dipipi. Seakan tak ingin melepaskan semua, semua yang indah berada
disisi sang Kekasih hati, kekasih yang telah menjadi seoarang teman, sahabat
dan juga kakak buat Karin. Cinta ini akan
tetap selalu besama kita walau kita tak bisa bersama tapi aku sudah bisa menjadi
bagian hari indah yang terlewati… Kita berdua bagai bualan dan bintang selalu berdampingan memberikan sinar yang terang dalam satu lingkaran namun takan pernah bisa menjadi satu karna kau bulan dan aku bintang.... yang mencintaimu seorang Karin dari Damar Purwantoro.